03. ARRAHIM
Nama Allah "Ar-Rahim"
"Ar-Rahim" adalah salah satu nama Allah yang muncul
setelah "Ar-Rahman." Ar-Rahim berarti Maha Pengasih dan Penyayang.
Ada sedikit perbedaan antara Ar-Rahman dan Ar-Rahim. Jika Ar-Rahman berarti
kasih sayang yang luas, yang memberikan nikmat-nikmat besar, maka Ar-Rahim
berarti kasih sayang yang lembut, yang memberikan nikmat-nikmat kecil seperti
nikmat kekayaan, kecantikan, tambahan iman, dan lainnya.
Ada perbedaan lain antara Ar-Rahman dan Ar-Rahim. Jika Ar-Rahman
adalah khusus untuk Allah saja, maka Ar-Rahim bisa diberikan oleh Allah kepada
makhluk-Nya, seperti Nabi Muhammad yang diberi nama Ar-Rahim. Juga seorang ibu
yang penuh kasih sayang terhadap anaknya bisa juga diberikan nama oleh Allah
dengan nama Ar-Rahim.
Allah memiliki seratus rahmat, dan dari seratus rahmat tersebut,
hanya satu yang diturunkan ke dunia ini. Betapa besar kasih sayang Rasulullah
terhadap umatnya, dan betapa besar kasih sayang seorang ibu terhadap anaknya.
Namun, semua itu hanya berasal dari satu rahmat yang diturunkan ke dunia ini.
Artinya, masih ada sembilan puluh sembilan rahmat yang disimpan oleh Allah
untuk hamba-hamba-Nya di akhirat nanti.
Diriwayatkan dalam sebuah hadis, ada seorang laki-laki yang
ditalkinkan dengan zikir "La ilaha illallah," tetapi dia tidak mampu
mengucapkannya. Lalu keluarga laki-laki tersebut meminta Rasulullah ﷺ untuk menalkinkannya dengan zikir tersebut
di telinga laki-laki itu.
Setelah ditalkinkan oleh Rasulullah ﷺ,
laki-laki itu tetap tidak mampu mengucapkannya. Kemudian Rasulullah ﷺ bertanya: "Apakah dia shalat,
membayar zakat, dan berpuasa?" Dijawab oleh keluarganya: "Semua itu
dia lakukan, wahai Rasulullah." Kemudian Rasulullah ﷺ bertanya lagi: "Apakah dia berbakti kepada ibunya?"
Keluarganya menjawab: "Wahai Rasul, dia tidak berbakti kepada
ibunya." Rasulullah ﷺ berkata: "Nah!
Itulah sebabnya dia tidak mampu mengucapkan 'La ilaha illallah'."
Lalu Rasulullah ﷺ memanggil sang ibu
dan bertanya kepadanya: "Apa yang menyebabkan anakmu ini durhaka
kepadamu?" Ibunya menjawab: "Wahai Rasul, lihatlah mataku ini rusak
akibat dipukul olehnya, bagaimana aku tidak akan marah?" Lalu Rasulullah ﷺ berkata kepada ibu dari anak tersebut:
"Jika engkau tidak meridhai anakmu, lebih baik dia dibakar hidup-hidup
daripada nanti dibakar dengan api neraka."
Ketika Rasulullah ﷺ memerintahkan para
sahabatnya untuk mengumpulkan kayu bakar, saat itulah hati ibu tersebut
tersentuh dan dia berkata: "Aku mengandungnya selama sembilan bulan
sembilan hari, menyusuinya selama dua tahun penuh, apakah pantas untuk dibakar
dengan api? Sekarang aku ridha terhadap anakku..."
"Ridhailah wahai Rasulullah." Kemudian Rasulullah
berhasil menalkinkan zikir di telinga laki-laki tersebut dan akhirnya dia mampu
mengucapkan 'La ilaha illallah,' dan dia meninggal dalam keadaan husnul
khatimah. Setelah ibunya tersebut menunjukkan kasih sayang kepada anaknya,
meskipun anak itu pernah menyakitinya hingga membuat mata ibunya cacat.
Terhadap segala dosa dan maksiat yang dilakukan oleh seorang hamba Allah, namun
semua itu tidak akan mengurangi kekuasaan Allah. Oleh karena itu, jika kita
benar-benar memohon ampun kepada Allah, pasti akan diampuni, karena Allah
memiliki nama 'Ar-Rahim' bahkan 'Ar-Rahman.'
Apa maksudnya Allah memiliki nama 'Ar-Rahim,' bukan hanya sekedar
nama 'Ar-Rahman' saja? Maksudnya adalah agar hamba-hamba-Nya tidak pernah ragu
untuk meminta kepada-Nya, baik dalam urusan besar maupun urusan kecil, dan pada
saat yang sama, sekecil apapun permintaan kita, tetaplah kita meminta
kepada-Nya.
Allah pernah berfirman kepada Nabi Musa: "Wahai Musa! Mintalah
kepada-Ku bahkan untuk garam yang akan engkau gunakan untuk memasak sayuranmu,
mintalah kepada-Ku bahkan untuk urusan sandalmu yang putus." Jadi, kita
tidak hanya meminta kepada Allah untuk hal-hal yang besar saja, tetapi mintalah
juga untuk hal-hal kecil, karena Dia (Allah) sangat senang apabila diminta.
Sekarang, kita sebagai hamba Allah, bagaimana caranya agar kita
dapat meraih keberkahan dari nama-Nya, 'Ar-Rahim'? Bagaimana seharusnya seorang
hamba menjadi hamba yang disebut sebagai 'Abd' (hamba) dan 'Abd Ar-Rahman'
(hamba dari Yang Maha Pengasih)? Keberkahan seorang hamba dari 'Ar-Rahim'
adalah bahwa ia tidak membiarkan kemiskinan atau kebutuhan seseorang tanpa
diatasi, melainkan ia menolong sesuai dengan kemampuannya, baik dengan harta,
jabatan, atau usaha melalui cara lain. Jika tidak mampu berbuat demikian, maka
hendaklah ia menolong dengan doa. Itulah pemikiran seseorang yang telah meraih
keberkahan dari nama Allah, 'Ar-Rahim'. Termasuk ibadah yang paling utama untuk
mencapai kedudukan yang tinggi di sisi-Nya adalah kasih sayang terhadap
makhluk.
Nabi Musa a.s. pernah bertanya kepada Allah: "Ya Allah!
Mengapa aku ini Engkau berikan kedudukan yang tinggi, sehingga aku dapat
berbicara dengan-Mu?" Lalu Allah menjawab: "Wahai Musa! Engkau diberi
gelar 'Kalimullah' (orang yang berbicara dengan Allah), bukan karena ibadahmu,
bukan karena kebaikan sosialmu, dan bukan pula karena puasamu. Namun, ingatlah
wahai Musa, suatu hari aku menggembala kambing milik mertuamu (Nabi Syuaib
a.s.), tiba-tiba seekor kambing lari dan terpisah dari kawanan lainnya.
Kemudian, kambing itu aku kejar hingga melewati beberapa bukit, dan akhirnya
aku berhasil menangkapnya. Saat aku menangkap kambing itu, sedikitpun aku
tidak... (terpotong)."
Ia tidak marah, dan sedikitpun aku tidak kecewa terhadap kambing
itu."
Selanjutnya, Allah berfirman kepada Nabi Musa a.s.: "Karena
rasa kasih sayangmu terhadap makhluk-Ku, maka aku berhak memberimu gelar
'Kalimullah' (orang yang berbicara dengan Allah)."
Ini adalah salah satu bukti dari apa yang telah disabdakan oleh
Rasulullah ﷺ: "Irahamu man fil ardhi yarhamkum man
fis-sama’." Artinya: "Sayangilah oleh kalian orang-orang yang ada di
bumi, niscaya orang-orang yang ada di langit akan menyayangi kalian."
Orang yang tidak mampu merasakan kasih sayang terhadap makhluk
Allah tidak akan mendapatkan kedudukan yang tinggi di sisi-Nya. Seseorang yang
telah mencapai derajat yang tinggi pun, jika suatu saat hilang rasa kasih
sayangnya, ia akan dihapus oleh Allah dari kedudukannya yang tinggi itu. Dalam
suatu riwayat, ada seorang wali Allah yang menampar anak dari seorang perempuan
saleh. Sang wali tersebut tidak menjaga perasaan anak tersebut. Tidak lama
setelah itu, wali tersebut dicabut oleh Allah dari kewaliannya dan akhirnya
menjadi bahan olokan orang-orang. Hal ini terjadi karena sedikit saja kesalahan
yang dilakukannya, yaitu tidak memiliki kasih sayang terhadap makhluk Allah.
'Ar-Rahman' dan 'Ar-Rahim' adalah dua nama Allah yang wajib kita
sebutkan siang dan malam setidaknya sebanyak tiga puluh empat (34) kali dalam
Surat Al-Fatihah, dengan rincian 2x17 rakaat shalat.
Allah tidak mewajibkan menyebut nama-nama seperti
"Al-Jabbar," "Al-Qahhar," atau nama-nama lain yang sifatnya
menakutkan bagi kita. Hal ini berbeda dengan "Ar-Rahman" dan
"Ar-Rahim," yang wajib disebut. Ini adalah petunjuk dari Allah kepada
kita agar kita sebagai hamba-Nya tidak mengabaikan kasih sayang kepada sesama.
Jadi, jika kita tidak bisa membantu sesama atau saudara karena jarak yang jauh
atau ketidakmampuan, maka hendaklah kita setidaknya membantu mereka dengan doa.
Jika kita sudah mampu menjadi seorang hamba dengan menyebut
"Bismillahirrahmanirrahim," yang berarti mengambil keberkahan dari
nama-nama Tuhan yaitu Allah, Ar-Rahman, dan Ar-Rahim, atau menjadi
"Abdullah," "Abdurrahman," dan "Abdurrahim," maka
dengan demikian itu akan memudahkan untuk mendapatkan keberkahan dari nama-nama
Allah yang lainnya. Karena yang terpenting dari seluruh nama Allah adalah tiga
nama tersebut, yaitu Allah, Ar-Rahman, dan Ar-Rahim. Dan Allah lebih mengetahui
kebenarannya.
Komentar
Posting Komentar