99. ASH-SHABUUR
"Ash-Shabuur"
1.
Definisi
dan Makna "Ash-Shabuur"
Pengertian
"Ash-Shabuur" Secara Bahasa dan Istilah
- Secara Bahasa: Kata "Ash-Shabuur" berasal dari akar kata Arab
"ṣabr" (صبر), yang berarti kesabaran, ketahanan,
dan kemampuan untuk menahan diri dari hal-hal yang tidak diinginkan. Dalam
konteks ini, "Ash-Shabuur" berarti yang paling sabar, yang
memiliki kesabaran yang luar biasa.
- Secara Istilah: "Ash-Shabuur" adalah salah
satu dari 99 nama Allah (Asmaul Husna) yang menggambarkan sifat Allah SWT
sebagai yang Maha Sabar. Dalam istilah teologis, "Ash-Shabuur"
merujuk pada sifat Allah yang menunjukkan kesabaran-Nya yang tidak
terbatas dalam menahan diri dari menghukum manusia meskipun mereka
seringkali melakukan dosa dan kesalahan. Allah tidak terburu-buru dalam
memberikan hukuman dan selalu memberikan kesempatan kepada hamba-Nya untuk
bertaubat.
Makna
"Ash-Shabuur" sebagai Sifat Allah SWT
- Kesabaran yang Tiada Batas: Sebagai "Ash-Shabuur," Allah
SWT menunjukkan kesabaran yang tiada banding. Allah tidak segera menghukum
orang yang berdosa, tetapi memberikan waktu dan kesempatan bagi mereka
untuk memperbaiki diri, bertaubat, dan kembali kepada-Nya. Ini menunjukkan
kasih sayang dan rahmat-Nya yang luar biasa terhadap ciptaan-Nya.
- Kasih Sayang yang Melimpah: Kesabaran Allah bukanlah tanda
kelemahan, melainkan ekspresi dari kasih sayang dan rahmat-Nya yang
melimpah. Allah Maha Sabar dalam menghadapi ketidaktaatan manusia dan
tetap memberikan rezeki, kesehatan, dan nikmat lainnya, meskipun manusia
sering kali tidak patuh kepada-Nya.
- Peringatan dan Kesempatan: Sifat "Ash-Shabuur" juga
menunjukkan bahwa Allah memberikan peringatan melalui wahyu, para nabi,
dan tanda-tanda lainnya agar manusia dapat menyadari kesalahannya dan
memperbaiki diri sebelum tiba waktunya untuk dihisab. Kesabaran Allah
dalam memberikan peringatan dan kesempatan ini merupakan bentuk dari kasih
sayang-Nya yang sangat besar.
Dengan memahami
makna "Ash-Shabuur," manusia diharapkan dapat meneladani sifat
kesabaran Allah dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam menghadapi ujian,
mengelola emosi, maupun dalam interaksi sosial dengan sesama. Kesabaran adalah
salah satu kunci penting dalam membangun karakter yang kuat dan berakhlak mulia
sesuai dengan ajaran Islam.
2. Ash-Shabuur
dalam Al-Quran dan Hadis
A. Ayat-Ayat yang
Menyebutkan Kesabaran Allah
- Ayat-Ayat yang Menggambarkan Kesabaran
Allah SWT: Al-Quran menyebutkan banyak
ayat yang menggambarkan sifat kesabaran Allah. Salah satu contohnya adalah
dalam Surat An-Nahl ayat 61:
“Dan jika Allah
menghukum manusia karena kezalimannya, niscaya tidak akan ada yang tersisa di
bumi ini satu makhluk pun, tetapi Allah menangguhkan (hukuman) mereka sampai
waktu yang ditentukan. Maka apabila ajal mereka tiba, mereka tidak dapat
meminta penundaan sesaat pun dan tidak dapat (pula) mempercepatnya.” (QS. An-Nahl: 61).
Ayat ini
menunjukkan bahwa Allah Maha Sabar dalam memberikan hukuman kepada manusia atas
dosa-dosa mereka. Allah SWT tidak serta-merta menghukum, melainkan menangguhkan
hukuman agar manusia memiliki waktu untuk bertaubat.
- Konsep Kesabaran dalam Konteks yang Lebih
Luas: Kesabaran Allah SWT tidak hanya
dalam menahan diri dari menghukum, tetapi juga dalam memberikan waktu bagi
manusia untuk memperbaiki diri. Allah SWT bersabar dalam menghadapi
kekufuran dan kedurhakaan manusia, memberikan kesempatan bagi mereka untuk
bertaubat. Ayat-ayat lain yang menunjukkan kesabaran Allah termasuk QS.
Al-Kahfi: 58 dan QS. Asy-Syura: 30.
- Aplikasi dalam Kehidupan: Dari ayat-ayat ini, umat Islam diajak
untuk memahami bahwa kesabaran adalah salah satu aspek penting dalam
hubungan mereka dengan Allah. Sebagai makhluk yang penuh dosa, manusia
harus menyadari bahwa kesempatan untuk bertaubat adalah bentuk kasih
sayang Allah yang Maha Sabar.
B. Hadis-Hadis
yang Menjelaskan Kesabaran
- Hadis-Hadis Tentang Kesabaran Allah: Ada banyak hadis yang menunjukkan
bagaimana Nabi Muhammad SAW menjelaskan sifat kesabaran Allah. Misalnya,
dalam sebuah hadis Qudsi, Allah SWT berfirman:
“Wahai hamba-Ku,
sesungguhnya kamu berbuat dosa siang dan malam, dan Aku mengampuni semua dosa,
maka mohonlah ampun kepada-Ku, niscaya Aku akan mengampunimu.” (HR. Muslim).
Hadis ini
menggambarkan kesabaran Allah dalam menghadapi dosa-dosa manusia, sekaligus
mengajak manusia untuk senantiasa memohon ampunan dan bertaubat.
- Ajakan untuk Meneladani Kesabaran Allah: Nabi Muhammad SAW sering mengajarkan
pentingnya meneladani sifat kesabaran Allah dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai contoh, beliau bersabda:
“Siapa yang
bersabar, Allah akan memberikan kesabaran kepadanya, dan tidak ada pemberian
yang lebih baik dan lebih luas dari kesabaran.”
(HR. Bukhari dan Muslim).
Hadis ini
mendorong umat Islam untuk mengembangkan sikap sabar dalam menghadapi cobaan,
masalah, dan interaksi sosial. Sifat sabar adalah cerminan dari upaya untuk
meneladani Allah yang Maha Sabar.
- Aplikasi dalam Kehidupan: Dengan memahami hadis-hadis ini, umat
Islam diharapkan mampu menerapkan kesabaran dalam berbagai aspek
kehidupan, baik dalam menghadapi ujian hidup, dalam hubungan sosial,
maupun dalam berinteraksi dengan sesama. Kesabaran merupakan salah satu
karakter utama yang harus dimiliki oleh setiap muslim sebagai bentuk
penghayatan terhadap sifat Allah yang Maha Sabar.
Kesabaran Allah
sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran dan Hadis, tidak hanya memberikan
gambaran tentang kasih sayang-Nya, tetapi juga menjadi landasan penting bagi
umat Islam untuk membentuk karakter yang kuat, tabah, dan penuh ketenangan
dalam menghadapi berbagai situasi kehidupan.
3. Manifestasi
Sifat Ash-Shabuur dalam Kehidupan
A. Membangun
Sikap Sabar dalam Menghadapi Ujian
- Makna Sabar dalam Menghadapi Ujian: Sifat "Ash-Shabuur" Allah SWT
mengajarkan umat Islam untuk bersabar ketika menghadapi ujian dan cobaan
dalam kehidupan. Sabar di sini berarti menahan diri dari keluh kesah,
tetap tenang, dan berusaha mencari hikmah di balik setiap kejadian. Ujian
hidup adalah bagian dari sunatullah, dan dengan bersabar, manusia dapat
memperoleh kedewasaan spiritual.
- Contoh Aplikasi dalam Kehidupan
Sehari-Hari: Manusia dihadapkan pada
berbagai bentuk ujian, seperti kehilangan harta, kesehatan, atau orang
yang dicintai. Sifat sabar menjadi penopang agar seseorang tidak
terjerumus dalam keputusasaan. Misalnya, ketika mengalami kegagalan dalam
pekerjaan atau studi, kesabaran membantu individu untuk bangkit dan
mencoba kembali dengan cara yang lebih baik.
- Manfaat Sabar dalam Kehidupan: Dengan mengamalkan sabar, seseorang
akan lebih mudah mencapai ketenangan batin, hubungan yang harmonis dengan
orang lain, dan keberhasilan dalam menghadapi berbagai tantangan hidup.
Sifat sabar juga memperkuat hubungan dengan Allah SWT, karena individu
yang sabar menyadari bahwa segala sesuatu terjadi atas izin dan
ketetapan-Nya.
B. Mengembangkan
Ketabahan dan Keuletan
- Ketabahan sebagai Wujud Sifat Ash-Shabuur: Ketabahan adalah kemampuan untuk tetap
teguh dan bertahan dalam menghadapi kesulitan, tanpa kehilangan harapan
atau menyerah. Allah SWT yang Maha Sabar menjadi teladan dalam menunjukkan
ketabahan, karena Dia memberikan kesempatan kepada hamba-hamba-Nya untuk
bertaubat meskipun mereka terus-menerus melakukan dosa.
- Pentingnya Keuletan dalam Kehidupan: Keuletan adalah sikap pantang menyerah
dan terus berusaha walaupun menghadapi rintangan. Meneladani sifat
Ash-Shabuur, manusia diajarkan untuk terus berusaha dan tidak cepat
menyerah dalam mencapai tujuan hidupnya, baik itu dalam pendidikan,
karier, atau urusan ibadah.
- Dampak Ketabahan dan Keuletan terhadap
Pembentukan Karakter: Sifat
sabar, tabah, dan ulet tidak hanya membantu seseorang menghadapi tantangan
dengan lebih baik, tetapi juga membentuk karakter yang tangguh dan tahan
uji. Individu yang memiliki ketabahan dan keuletan akan lebih mudah untuk
berkembang dan berhasil dalam segala aspek kehidupan, baik secara
spiritual, sosial, maupun profesional.
Mengamalkan sifat
Ash-Shabuur dalam kehidupan sehari-hari mengajarkan manusia untuk sabar dan
tabah dalam menghadapi setiap ujian yang diberikan oleh Allah SWT. Dengan
ketabahan dan keuletan, seseorang tidak hanya mampu bertahan dalam menghadapi
berbagai kesulitan, tetapi juga tumbuh menjadi pribadi yang lebih kuat,
tangguh, dan berkarakter Islami.
4. Teladan Nabi
Muhammad SAW dalam Mewujudkan Sifat Ash-Shabuur
A. Kisah-Kisah
Kesabaran Nabi Muhammad SAW
- Kesabaran dalam Dakwah: Nabi Muhammad SAW menghadapi berbagai
rintangan dan penolakan dalam menyebarkan ajaran Islam, namun beliau tetap
sabar dan terus menyampaikan kebenaran. Salah satu contoh adalah ketika
Nabi SAW disakiti oleh penduduk Thaif yang melempari beliau dengan batu.
Meskipun terluka, Nabi SAW tetap sabar dan bahkan berdoa agar mereka
diberikan hidayah oleh Allah SWT.
- Kesabaran dalam Kehidupan Pribadi: Selain dalam dakwah, kesabaran Nabi
Muhammad SAW juga terlihat dalam kehidupan pribadinya. Ketika kehilangan
istri tercinta, Khadijah RA, dan paman beliau, Abu Thalib, dalam tahun
yang sama (Amul Huzn - Tahun Kesedihan), Nabi SAW menunjukkan ketabahan
yang luar biasa. Beliau menerima ujian tersebut dengan ikhlas dan tetap
tegar dalam menjalankan misi kenabiannya.
- Kesabaran dalam Menghadapi Pengkhianatan
dan Perlakuan Buruk: Salah satu
contoh lain adalah kesabaran Nabi SAW ketika menghadapi pengkhianatan dari
orang-orang yang dekat dengannya, seperti peristiwa pembunuhan di Bi’r
Ma’unah dan penyerangan di Perang Uhud. Nabi SAW tetap sabar dan tidak membalas
dengan dendam, melainkan memaafkan mereka dan terus berdoa untuk kebaikan
umatnya.
B. Penerapan
Sifat Ash-Shabuur dalam Dakwah dan Pendidikan
- Pengajaran Kesabaran kepada Para Sahabat: Nabi Muhammad SAW tidak hanya
menunjukkan kesabaran dalam tindakannya, tetapi juga mengajarkan
pentingnya kesabaran kepada para sahabatnya. Beliau sering memberikan
nasihat agar mereka bersabar dalam menghadapi kesulitan dan cobaan, serta
tetap teguh dalam keyakinan mereka. Misalnya, dalam menghadapi tekanan
dari kaum Quraisy, Nabi SAW selalu mengingatkan para sahabat untuk
bersabar dan menahan diri dari tindakan kekerasan.
- Penerapan dalam Pendidikan: Kesabaran adalah salah satu nilai
penting yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW dalam mendidik umatnya.
Beliau mendidik para sahabat dengan penuh kesabaran, memberikan mereka
waktu untuk memahami ajaran-ajaran Islam, dan selalu bersedia untuk
menjawab pertanyaan mereka dengan bijaksana. Kesabaran ini juga menjadi
contoh bagi umat Islam dalam mendidik generasi berikutnya, terutama dalam
menghadapi tantangan dalam proses belajar dan pengajaran.
- Implikasi Terhadap Pembentukan Karakter: Penerapan sifat Ash-Shabuur dalam
dakwah dan pendidikan oleh Nabi Muhammad SAW berdampak signifikan terhadap
pembentukan karakter sahabat dan umat Islam secara umum. Karakter yang
terbentuk adalah karakter yang kuat, penuh kesabaran, keteguhan, dan
keuletan dalam menghadapi segala macam ujian hidup. Nilai-nilai ini
menjadi fondasi penting dalam pengembangan pribadi dan masyarakat yang
kokoh dalam iman dan akhlak.
Teladan kesabaran
Nabi Muhammad SAW memberikan inspirasi bagi umat Islam untuk meneladani sifat
Ash-Shabuur dalam setiap aspek kehidupan. Kesabaran dalam menghadapi cobaan,
ketabahan dalam menghadapi kesulitan, dan keuletan dalam perjuangan dakwah
adalah cerminan dari pengamalan sifat Allah yang Maha Sabar, yang diharapkan
dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
5. Implikasi
Sifat Ash-Shabuur dalam Pendidikan Karakter Islami
A. Pendidikan
Karakter Berbasis Kesabaran
- Pentingnya Kesabaran dalam Pembentukan
Karakter Islami: Kesabaran
adalah salah satu pilar utama dalam pendidikan karakter Islami. Sifat
Ash-Shabuur menekankan pentingnya mengembangkan kesabaran dalam diri
setiap individu sejak dini. Dalam konteks pendidikan, menanamkan nilai
kesabaran dapat membantu siswa menghadapi tantangan dalam belajar,
interaksi sosial, dan berbagai situasi hidup dengan tenang dan bijaksana.
- Metode Pengajaran yang Mengintegrasikan
Nilai Kesabaran: Pendidikan
karakter berbasis kesabaran dapat diterapkan melalui berbagai metode
pengajaran yang mengajarkan siswa untuk mengelola emosi, menahan diri dari
reaksi impulsif, dan mengembangkan kemampuan untuk menunggu proses dengan
penuh keyakinan. Misalnya, melalui pembelajaran berbasis proyek yang
membutuhkan waktu dan usaha yang konsisten, siswa diajarkan untuk bersabar
dalam mencapai hasil yang diinginkan.
- Contoh Nyata dalam Keseharian: Pendidik dapat memberikan contoh nyata
tentang bagaimana kesabaran diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Cerita-cerita tentang Nabi Muhammad SAW dan para sahabat yang menunjukkan
kesabaran dalam menghadapi berbagai ujian hidup dapat dijadikan sebagai
bahan pelajaran untuk menginspirasi siswa agar meneladani sifat
Ash-Shabuur dalam kehidupan mereka.
B. Pembentukan
Karakter yang Tangguh dan Berdaya Tahan
- Membangun Ketahanan Mental dan Spiritual: Sifat Ash-Shabuur tidak hanya tentang
kesabaran dalam menunggu, tetapi juga tentang ketangguhan dalam menghadapi
kesulitan hidup. Dalam pendidikan karakter Islami, mengajarkan nilai kesabaran
dapat membantu siswa mengembangkan ketahanan mental dan spiritual yang
kuat, sehingga mereka tidak mudah menyerah ketika menghadapi kegagalan
atau cobaan.
- Mengembangkan Karakter yang Tidak Mudah
Goyah: Pendidikan karakter berbasis
sifat Ash-Shabuur mendorong pembentukan individu yang tidak mudah
terpengaruh oleh tekanan eksternal. Siswa yang memahami dan menerapkan
nilai kesabaran akan memiliki karakter yang kokoh, mampu berdiri teguh di
tengah berbagai godaan dan tantangan, dan tetap konsisten dalam kebaikan.
- Kesabaran Sebagai Kunci Sukses dalam
Pendidikan: Mengajarkan pentingnya
kesabaran kepada siswa juga berarti mempersiapkan mereka untuk sukses di
masa depan. Kesabaran adalah kunci untuk mencapai tujuan jangka panjang,
baik dalam studi, karier, maupun kehidupan pribadi. Sifat Ash-Shabuur
memberikan landasan bagi siswa untuk menghadapi proses belajar dan
perkembangan pribadi dengan ketenangan, keyakinan, dan keteguhan hati.
Melalui
pendidikan karakter Islami yang menekankan pentingnya sifat Ash-Shabuur,
individu dapat dibentuk menjadi pribadi yang sabar, tangguh, dan berdaya tahan.
Karakter ini akan membantu mereka menjalani hidup dengan penuh iman,
ketenangan, dan kekuatan dalam menghadapi segala tantangan.
6. Kesimpulan
A. Relevansi
Sifat Ash-Shabuur dalam Pendidikan Karakter di Era Modern
- Sifat Ash-Shabuur dalam Konteks Modern: Di era modern, tantangan yang dihadapi
manusia semakin kompleks, mulai dari tekanan sosial, teknologi yang
berkembang pesat, hingga krisis global yang mempengaruhi kehidupan
sehari-hari. Sifat Ash-Shabuur, yang mengajarkan kesabaran dan ketabahan,
menjadi sangat relevan dalam membentuk karakter yang kuat dan berakhlak
mulia. Dalam dunia yang serba cepat dan penuh dengan godaan untuk
bertindak impulsif, kemampuan untuk menahan diri, bersabar, dan tetap
teguh dalam kebaikan menjadi kualitas yang sangat berharga.
- Penerapan dalam Pendidikan Karakter: Pendidikan karakter di era modern harus
mampu menjawab tantangan zaman dengan mengintegrasikan nilai-nilai
kesabaran yang diajarkan oleh sifat Ash-Shabuur. Melalui pendidikan yang
menekankan pentingnya kesabaran, siswa dapat dilatih untuk menghadapi
berbagai tekanan dan tantangan hidup dengan tenang dan penuh keyakinan.
Sifat Ash-Shabuur juga membantu dalam membentuk individu yang tidak hanya
cerdas secara intelektual, tetapi juga bijaksana dan bermoral tinggi.
- Menjadi Pribadi yang Tangguh di Zaman
Modern: Dengan menginternalisasi sifat
Ash-Shabuur, individu dapat menjadi lebih tangguh dalam menghadapi
perubahan dan ketidakpastian yang sering terjadi di zaman modern. Karakter
yang dibangun di atas dasar kesabaran akan lebih siap untuk menghadapi
kegagalan, rintangan, dan kesulitan dengan sikap positif dan optimis.
Dalam jangka panjang, sifat ini akan memberikan kontribusi besar dalam
menciptakan masyarakat yang harmonis, damai, dan penuh dengan individu
yang berakhlak mulia.
B. Penutup
- Ringkasan Pembahasan: Sifat Ash-Shabuur, sebagai salah satu
Asmaul Husna, mengajarkan kita pentingnya kesabaran dan ketabahan dalam
setiap aspek kehidupan. Melalui pembahasan ini, kita telah melihat
bagaimana sifat ini dipahami dalam Al-Quran dan Hadis, serta bagaimana ia
dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam konteks
pendidikan karakter Islami. Sifat Ash-Shabuur tidak hanya membantu dalam
membentuk individu yang kuat secara mental dan spiritual, tetapi juga
berperan dalam menciptakan lingkungan yang lebih damai dan penuh
pengertian.
- Dorongan untuk Menginternalisasi Sifat
Ash-Shabuur: Menginternalisasi sifat
Ash-Shabuur dalam kehidupan pribadi dan sosial adalah langkah penting
dalam membangun karakter yang berdaya tahan, tangguh, dan berakhlak mulia.
Dalam dunia yang penuh dengan tantangan dan ketidakpastian, sifat ini
menjadi pelita yang membimbing kita untuk tetap teguh dan optimis dalam
menjalani kehidupan. Dengan menjadikan kesabaran sebagai nilai inti dalam
pendidikan karakter Islami, kita dapat menciptakan generasi yang tidak
hanya cerdas, tetapi juga bijaksana, penuh kasih, dan mampu menghadapi
segala rintangan dengan keimanan yang kuat.
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam juga
bersabda:
إِنَّ اللهَ
يَقْبَلُ تَوْبَةَ الْعَبْدِ مَا لمَ ْيُغَرْغِرْ
“Sungguh Allah menerima taubat hamba-Nya
selama belum yu-ghor-ghir” (HR. At Tirmidzi, 3880. Ia berkata: “Hadits ini
hasan gharib”. Di-hasan-kan oleh Al Albani dalam Shahih Sunan At Tirmidzi)
Sungguh Allah Ta’ala telah melapangkan dan melonggarkan serta memberi
kesempatan yang seluas-luasnya kepada kita untuk bertaubat kepada-Nya.
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
إِنَّ اللهَ يَبْسُطُ يَدَهُ
بِاللَّيْلِ لِيَتُوْبَ مُسِيْءُ النَّهَارِ ، وَبِالنَّهَارِ لِيَتُوْبَ مُسِيْءُ
اللَّيْلِ
“Sungguh, Allah meluaskan tangan-Nya pada
malam hari untuk menerima taubat dari hamba yang bermaksiat di siang hari. Dan
Allah meluaskan tangan-Nya pada siang hari untuk menerima taubat dari hamba
yang bermaksiat di malam hari” (HR. Muslim no.7165)
Daripada Abu Umamah RA, Rasulullah SAW
bersabda:
إِنَّ صَاحِبَ الشِّمَالِ لِيَرْفَعُ
الْقَلَمَ سِتَّ سَاعَاتٍ عَنِ الْعَبْدِ الْمُسْلِمِ الْمُخْطِئِ أَوِ
الْمُسِيءِ، فَإِنْ نَدِمَ وَاسْتَغْفَرَ اللهَ مِنْهَا أَلْقَاهَا ، وَإِلَّا
كُتِبَتْ وَاحِدَةً
Maksudnya: “Sesungguhnya malaikat
pencatit kejahatan pasti tidak menulis selama enam waktu dari seseorang hamba
muslim yang tersilap melakukan kesilapan. Jika dia bertaubat dan beristighfar
kepada Allah, malaikat terus tidak mencatitnya. Jika dia tidak bertaubat
setelah berlalu tempoh enam waktu tersebut selepas melakukan kesalahan, maka
dicatit satu dosa ke atasnya.” (al-Tabarani dalam al-Mu’jam
al-Kabir dan al-Baihaqi dalam Syu‘ab al-Iman. Dinilai hasan oleh
al-Albani dalam Sahih al-Jami’ al-Saghir)
وَاَنْفِقُوْا مِنْ مَّا رَزَقْنٰكُمْ
مِّنْ قَبْلِ اَنْ يَّأْتِيَ اَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُوْلَ رَبِّ لَوْلَآ
اَخَّرْتَنِيْٓ اِلٰٓى اَجَلٍ قَرِيْبٍ ۚ فَاَصَّدَّقَ وَاَكُنْ مِّنَ
الصّٰلِحِيْنَ ﴿المنافقون : ۱۰﴾
Dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah
Kami berikan kepadamu sebelum kematian datang kepada salah seorang di antara
kamu; lalu dia berkata (menyesali), “Ya Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan
menunda (kematian)ku sedikit waktu lagi, maka aku dapat bersedekah dan aku akan
termasuk orang-orang yang saleh.” (QS. Al-Munafiqun: 10)
Orang yang beriman kepada nama Asllah
Ash-Shabur maka ia akan sabar atas 3 perkara:
1. Sabar atas
musibah
2. Sabar dalam
melaksanakan Taat
3. Sabar dalam
menhgadapi perbuatan dosa
مَا عِنْدَكُمْ
يَنْفَدُ وَمَا عِنْدَ اللّٰهِ بَاقٍۗ وَلَنَجْزِيَنَّ الَّذِيْنَ صَبَرُوْٓا
اَجْرَهُمْ بِاَحْسَنِ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ
Terjemahan
Apa yang ada di sisimu akan lenyap, dan apa
yang ada di sisi Allah adalah kekal. Dan Kami pasti akan memberi balasan kepada
orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka
kerjakan.
Hasan al-Bashry rahimahullah berkata:
الصبر كنز من كنوز الخير، لا يعطيه الله
إلا لعبد كريم عنده
“Sabar adalah salah satu dari perbendaharaan kebaikan, Allah
tidak akan memberikannya kecuali kepada seorang hamba yang mulia di sisi-Nya.”
(Ash-Shabr, karya Ibnu Abid Dunya, halaman 27)
Pertama, Sabar atas musibah
Musibah ada yang dating langsung dari Allah,
seperti sakit, kematian, bencana alam dan lainnya. Dan ada juga musibah itu
pada dhahirnya dating dari manusia seperti celaan dan cacian atau gangguan
lainnya, apabila kita mampu tidak keluh kesah Ketika menerima ujian dari Allah
berupa musbih dan kita mampun untuk tidak membalas gangguan orang Ketika orang
menyakiti kita disebutnya orang sabar dan diberi nilai atau derajat 300 dari
Allah Swt.
Tidaklah muda sabar Ketika mendapatkan
gangguan dari orang apabila belum sempurna makrifat kita kepada Allah Swt,
namun bagi orang yang mengenal Allah maka ia memandang apa yang telah
menimpanya baik itu langsung dari Allah atau yang melalui sebab manusia
semuanya dari Allah Swt sebagai ujian
keimanan baginya. Hal yang demikian diperlukan penghayatan dan Latihan.
Dan supaya kita sabat Ketika mendapatkan
gangguan manusia maka hendaknya kita langung ingat kepada Rasulullah Saw.
Kedua : Sabar dalam mengerjakan ibadah
Dalam menjalanka ibadah dan ketaatan sangatlah
diperlukan kesabaran, apalagi jika kita ingin ibadah kita itu baik dan
sempurna.
Jika kita ingin khusu’ dalam sholat maka
diperlukan kesabaran sampai bisa khusyu. Dalam mencapai khusu diperlukan
perhatian khusus, orang harus berani mengurangi cinta dunia, karena selama
mencintai dunia lebih dari mencintai akhirattidak akan bisa mencapai khusu.
Dan bagaimana agar puasa itu diterima Allah,
diperlukan juga kesabaran, yaitu sabar menahan diri untuk tidak melakukan
hal-hal yang membatalkan pahala puasa.
Bagaimana agar bisa bangun malam?, maka
diperlukan kesabaran, semua amal ketaatan perlu sabar, jika tidak sabar tidak
bisa menghadapi hawa nafsu.
Apabila sabar dalam hal ketaatan, maka allah
akan memberi nilai atau derajat 600 derajat.
Ketiga : Sabar atas maksiat
Sabar yang atas yang diharamkan Allah, umpama
di hadapan kita ada teman yang mengibah orang, kita tahu bahwa mengibah adalah
dosa besar, tetapi terkadang kita ingin mendengarkannya dan ikut memberitakan,
disitu kita haru sabar, apabila kita sabar, apabla kita tidak bisa menegur maka
kita harus meninggakannya atau menjauhkannya.
Begitu juga ada peluang yang menguntungkan,
namu kalua kita ambil kita harus berbuat curang, disitu keimanan kita diuji
aopakah kitab isa menahan diri dengan sabar atau tidak. Apabila kita bisa sabar
untuk tidak melakukannya maka Allah akan beri 900 derajat.
"Sabar itu ada tiga macam: sabar dalam
menghadapi musibah, sabar dalam menjalankan ketaatan dan sabar dalam
menghindari kemaksiatan. Siapa yang sabar dalam menghadapi musibah sehingga
mampu menjalaninya dengan baik, dengan segala kekuatan hatinya, maka Allah akan
mencatat untuknya sebanyak 300 derajat yang antara satu derajat dengan derajat
yang lain seperti jarak antara langit dengan bumi. Siapa yang sabar dalam
menjalankan ketaatan, maka Allah akan mencatat untuknya 600 yang antara satu
derajat dengan derajat yang lain seperti jarak antara batas dasar bumi hingga
puncak 'Arasy. Siapa yang sabar dalam menghindari kemaksiatan, maka Allah akan
mencatat untuknya 900 derajat yang antara satu derajat dengan derajat yang lain
seperti jarak dua kali antara batas dasar bumi hingga puncak 'Arasy." (HR.
Ibnu Hibban, Ibnu Abid Dun-ya dan Dailami)
Komentar
Posting Komentar