34. "Al-‘Azim"
34. "Al-‘Azim"
"Al-‘Azim" adalah salah satu nama Allah. Nama
"Al-‘Azim" berarti Yang Maha Agung. Secara rinci, makna
"Al-‘Azim" ini melampaui segala batas-batas akal sehingga tidak dapat
dijangkau atau digambarkan secara hakiki oleh akal manusia. Sesuatu yang tidak
dapat dijangkau atau dipahami oleh akal karena keagungannya, itulah yang
disebut "Al-‘Azim".
Sebelum seseorang disebut agung atau besar, tentu ia harus
memiliki sifat-sifat yang pantas untuk menyandang nama "Al-‘Azim".
Jika seseorang hanya memiliki ilmu yang sangat luas, itu belum cukup untuk
disebut agung. Jika seseorang memiliki keberanian yang besar, itu juga belum
cukup untuk disebut agung. Atau jika seseorang memiliki kedudukan yang tinggi,
itu pun belum pantas disebut agung. "Agung" merupakan kumpulan dari
berbagai macam sifat mulia sehingga pantas disebut "Al-‘Azim".
Seperti yang kita ketahui bahwa urutan nama yang mendahului
"Al-‘Azim" adalah "Al-Halim", maka salah satu cara untuk
mencapai sifat "Al-‘Azim" harus didahului dengan sifat
"Al-Halim" (Yang Maha Penyantun). Tidak bisa seseorang disebut agung
jika tidak memiliki sifat halim. Seorang alim, meskipun seberapa tinggi
ilmunya, jika belum memiliki sifat halim, belum berhak disebut sebagai orang
yang agung.
Ada tiga puluh tiga (33) nama Allah sebelum sampai kepada
"Al-‘Azim", yang dimulai dari nama-nama Allah seperti
"Ar-Rahman", "Ar-Rahim", hingga "Al-Halim".
Dengan nama-nama itulah Allah berhak dan sangat pantas disebut
"Al-‘Azim".
Rasulullah ﷺ disebut sebagai orang yang
memiliki akhlak yang agung atau "Al-‘Azim", sebagaimana disebutkan
dalam Al-Qur'an: "Sesungguhnya engkau (Nabi Muhammad ﷺ) berada di atas akhlak yang
sangat agung" (QS. Al-Qalam: 4). Artinya: Bahwa sesungguhnya engkau (Nabi
Muhammad ﷺ)
memiliki akhlak yang sangat agung.
Mengapa akhlak beliau disebut agung? Bukan karena beliau
memiliki ilmu yang dalam atau karena beliau adalah orang yang pemberani,
melainkan karena beliau juga memiliki sifat penyantun (halim). Allah menurunkan
ayat ini setelah Nabi kita Muhammad ﷺ dihina oleh orang kafir
Quraisy, sampai beliau ﷺ disebut sebagai orang gila. Namun, Nabi kita Muhammad ﷺ dengan sifat halimnya, tetap
bersikap lembut dan sabar.
Allah tidak menghukum atau menurunkan azab langsung kepada
mereka, karena Dia adalah "Al-Halim". Karena itulah Dia juga disebut
"Al-‘Azim". Orang yang benar-benar memahami kedua nama ini, yaitu
"Al-Halim" dan "Al-‘Azim", adalah Nabi kita Muhammad ﷺ.
Imam Ja'far Ash-Shadiq berkata: "Tidak ada dalam
Al-Qur'an ayat yang lebih mencakup tentang budi pekerti yang agung yang
dimiliki oleh Rasulullah ﷺ selain dari ayat:
خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ
وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ
Artinya: "Jadilah pemaaf dan suruhlah orang
mengerjakan yang baik serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh."
(Al-A'raf: 199). Setelah kita beriman bahwa salah satu nama Allah adalah Al-'Azim
(Yang Maha Agung), maka akhlak kita terhadap nama tersebut adalah:
(Pertama) Meyakini kebesaran Allah, Asma Allah,
ayat-ayat Allah, sifat-sifat Allah, dan semua perintah serta larangan Allah,
juga semua hal yang berhubungan dengan Allah. Firman Allah:
اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ اِذَا ذُكِرَ اللّٰهُ وَجِلَتْ
قُلُوْبُهُمْ وَاِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ اٰيٰتُهٗ زَادَتْهُمْ اِيْمَانًا
وَّعَلٰى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُوْنَۙ
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka
yang apabila disebut nama Allah, gemetar hati mereka." Artinya: "Sesungguhnya
orang-orang yang beriman itu adalah yang ketika disebutkan kepada mereka
ayat-ayat Allah, hati mereka menjadi takut. Orang-orang beriman takut kepada
Allah karena mereka sangat mengagungkan Allah."
Sering kali kita mengucapkan atau mendengar kata-kata yang
berhubungan dengan Allah ini tanpa rasa takut, bahkan terkadang dengan
meremehkan dan mengejek-ejek.
Disebutkan dalam kitab "Qawa'at al-Islam"
karya Ibn Hajar al-Haytami: "Bahwa hati-hati jangan sampai meremehkan atau
mengejek kata-kata Allah, Muhammad, dan kata-kata mulia lainnya, karena
dikhawatirkan akan keluar dari agama Islam karena yang diremehkan adalah kata
yang agung. Kata yang agung seharusnya diagungkan, bukan diremehkan dan
diejek."
Dan orang-orang beriman wajib mengagungkan nama-nama mulia
tersebut.
Surga bagi orang yang menghormati akan dimasukkan oleh Allah
ke dalam surga karena mereka memuliakan.
Melihat ada kata "Bismillah" di jalan lalu diambil
karena menghormati, tidak bisa dicampur dengan buku-buku yang berisi nama dan
ayat-ayat Allah dengan buku biasa. Tulisan yang berhubungan dengan Allah tidak
bisa diletakkan sembarangan atau ditaruh di bawah atau di lantai, karena hal
tersebut tidak menghormati atau memuliakan sesuatu yang berhubungan dengan
Allah.
Al-Qur'an itu mulia karena mengandung ayat-ayat Allah. Kita menghormati kertas
bukan karena kertasnya, tetapi kita menghormatinya karena kertas itu mengandung
sesuatu yang berhubungan dengan Allah.
(Kedua) Kita harus menghormati segala sesuatu yang dimuliakan
oleh Allah dari makhluk-Nya, baik itu berupa sesuatu yang baik sifatnya seperti surga, atau yang
tidak baik seperti syirik.
Ada beberapa hal yang dimuliakan Allah dalam Al-Qur'an, di
antaranya: (1) Surga. Disebut oleh Allah bahwa surga adalah sesuatu yang
dimuliakan, sebagaimana firman-Nya:
وَعَدَ اللّٰهُ
الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِۙ لَهُمْ مَّغْفِرَةٌ وَّاَجْرٌ
عَظِيْمٌ
"Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman
dan beramal saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar (surga)."
Apabila kita mendengar ayat-ayat yang menjelaskan tentang
surga, di dalam hati harus ada keinginan untuk masuk surga, karena surga adalah
sesuatu yang dimuliakan.
(2) Sumpah. Firman Allah:
وَإِنَّهُ لَقَسَمٌ لَوْ تَعْلَمُونَ عَظِيمٌ
"Dan sesungguhnya sumpah itu adalah sesuatu yang besar
jika kalian mengetahuinya." Janganlah bersumpah jika tidak benar-benar perlu dengan
sumpah, karena sumpah adalah sesuatu yang sangat penting. Jangan menganggap
remeh sumpah, karena sumpah dengan nama Allah adalah urusan yang sangat serius.
(3) Syirik. Firman Allah:
وَاِذْ قَالَ لُقْمٰنُ لِابْنِهٖ وَهُوَ يَعِظُهٗ يٰبُنَيَّ لَا
تُشْرِكْ بِاللّٰهِۗ اِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيْمٌ
(Ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, saat dia
menasihatinya, “Wahai anakku, janganlah mempersekutukan Allah! Sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) itu benar-benar kezaliman yang besar.”
Ketika hal-hal yang tidak baik dijelaskan oleh Allah dengan
kata "besar," kita harus berhati-hati, seperti syirik, baik itu
syirik kecil (khafi) atau syirik yang tersembunyi, atau syirik besar (jaly)
atau yang nampak. Contoh syirik kecil seperti beribadah dengan mengharapkan
pujian orang lain atau menyekutukan Allah dalam memberikan rezeki dengan
sesuatu selain Allah.
(4) Tipu daya perempuan. Firman Allah:
إِنَّ
كَيْدَكُنَّ عَظِيمٌ.
"Sesungguhnya tipu daya kalian (para perempuan) itu
sangat besar."
Tipu daya perempuan juga disebut oleh Allah sebagai perkara
yang besar, karena sangat banyak orang yang sudah terjerat oleh cara-cara tipu
daya perempuan.
Berikut adalah terjemahan teks dari bahasa Arab Melayu ke
dalam bahasa Indonesia:
Jangan anggap remeh urusan perempuan, baik yang sudah menjadi
istri atau belum. Dikatakan bahwa ada sembilan (9) macam sifat perempuan, dan
hanya satu yang diberkati, yaitu tipu daya. Sifat perempuan yang sembilan (9)
itu adalah:
1. Suka makan dan
minum.
2. Suka berpakaian
mewah atau mahal.
3. Ketika suami
meninggal, dia bersedih dan ketika suami masih hidup, dia menjauh atau liar.
4. Suka melawan
atau menentang suami.
5. Suka menyebarkan
fitnah atau mengadu domba.
6. Suka mencuri
nafkah suami.
7. Di hadapan
suami, suka berpura-pura sakit dan suka bertengkar.
8. Suka
berjalan-jalan yang tidak bermanfaat atau berkeluyuran.
9. Yang diberkati
adalah yang taat (taat), ridha dengan takdir Allah, dan suka tinggal di rumah.
Kesimpulannya, apabila kita sudah beriman dengan nama Allah
Yang Maha Agung (al-'Azim), maka (pertama) kita harus meyakini Allah,
nama-nama-Nya, kalam-Nya, sifat-sifat-Nya, dan segala sesuatu yang berhubungan
dengan Allah. (Kedua), kita harus mengakui apa yang diakui oleh Allah. Apabila
sesuatu itu baik, maka kita lebih memperhatikannya dan apabila tidak baik, kita
lebih berusaha untuk menjauhinya. Dan Allah lebih mengetahui yang benar.
Komentar
Posting Komentar